Big Sound Festival ~ Part 1

Suatu hari, seekor burung besar membawa kabar gembira, kalau BLUR mau datang ke Indonesia lewat acara Big Sound Festival. Tentu saja hal tersebut tidak bisa langsung dipercaya, apalagi waktu ngecek ke website officialnya belum ada jadwal resmi manggung di Jakarta. Sampai hari-H penjualan tiket kurang dari beberapa jam, barulah ada BLUR mengeluarkan konfirmasi resminya untuk jadi manggung di Jakarta. Dan di saat itu pula, gw memutuskan HARUUUS mengikuti ibadah Bigsound.

Singkat kata, E-voucher dibagikan 2 hari sebelum hari H. Dan baru bisa ditukarkan di hari H. Terdengar aneh buat gw, yang tidak terbiasa menukar tiket di hari H. Untung saja penukaran tiket berlangsung dengan lancar, tidak ricuh seperti yang gw bayangkan.

Tapi tampaknya gw dateng terlalu pagi. Gate baru dibuka jam 4, molor 1 jam dari jadwal. Sebelumnya gw pikir ini gate masuk kedua, sebelum ke tempat kita menonton. Jadi selama waktu yang ada, bisa jalan-jalan liat merchandise, beli minuman dan pipis dahulu. Tapi ternyata tidak denikian. Sampai gate luar pun baru dibuka jam lima (jam 4 gate dibuka untuk para penjaga stand, sigh). Jadi alhasil, kita nungguin di luar ditemani stand makanan/minuman dan merchandise tidak resmi.


Keanehan lain juga terjadi. Di tiket ada tertulis GATE B. Errrrrrr, waktu beli sama sekali tidak ada pilihan mau di gate mana. Ketika posting di fb, temen nonton bareng gw, ternyata di GATE A. WTF gitu, kenapaaa ga dari awal aja gitu, dikasih pilihan mau nonton di sayap mana. Biar bisa bareng-bareng. Promotor ini ga mikirin sekawanan penonton yang saling berteman, tapi membeli tiket dan menukarkannya di saat berbeda. Jadi alhasil, gw nonton sendirian di sayap kiri. Sigh.

Tidak lama ngatur posisi berdiri di venue, tiba-tiba Van She, electropop band dari Australia ini udah manggung aja. SEE, coba kalau gw blanja blanji dulu di depan. Pasti deh ga dapet tempat yang strategis. Well Van She, kalian, hmm. Kalian sungguh hebat buat gw. Di tengah penonton yang tampaknya sama sekali buta dengan lagu2 mereka. Mereka tetap semangat 45 membawakan lagu mereka. Walaupun penonton mereka cuma berdiri menatap nanar melihat mereka. Gw sih pengen menggila menemani mereka, tapi gimana ya ga ada yang nemenin, sementara aku pemalu (muntah...muntah sajalah kaliaaan) jadilah akhirnya cuma menggoyang2kan kepala saja. Maafkan kami, Van She yang kurang ekspresif dalam menghargai musik kalian.
 
Band selanjutnya Tegan and Sara yang tentu saja lebih terkenal di Indonesia daripada Vanshee; membuat suasana mulai panas. Penonton mulai bergoyang dan bernyanyi bersama TS, mulai sedikit berasa kaya nonton konser. Sayang TS cuma sebentar banget mainnya, suara mereka jg agak sedikit aneh, sakitkah kalian? Yang pasti mereka kepanasan, tapi anehnyaa ga mau buka jaket +_+. Anyway Get well soon guys!

~ dua orang remaja ini serius banget nonton Tegan & Sara ~
~ Fans Tegan & Sara yang rela pake piyama tiger dan piglet demi mendapatkan perhatian dari idolanya~

Salah satu yang patut disayangkan dari penampilan Tegan and Sara, ooo halooo para promotor (ya kalian dyandra dan soundrythm) ternyata "tidak sengaja" mematikan bigscreennya. Well, buat yang di daerah VIP sih ga masalah. Cuma turut berduka buat mereka yang menonton dari festival. Puk puk.


Band selanjutnya adalaaah TEMPER TRAAAP, saudara-saudaraaaa. Gw bukan fans besar mereka, dan cuma tau satu lagu mereka saja *sweet disposition*. Dan sekedar tau, kalau Dougy Mandagi, sang vokalis adalah orang Indonesia (makanya lancar banget ya ngajak ngobrol ma penontonnya pakai bahasa Indonesia). Tapi lucky me, gw dikasih set list song buat pertunjukan hari ini, yang akhirnya gw kasih ke teman gw yang ternyata ngefans habis sama mereka. Hmm, jadi sebenernya ... lucky you, Ty.

Salah satu hal yang bikin gw nyesel, ga bawa kamera yang lebih bagus. Padahal pemeriksaan tas sama sekali ga ketat. Apa promotornya, mengharapkan yang dateng nonton konser adalah anak baik-baik yang menuruti aturan semua? Sigh.Akhirnya ya cuma ngandelin kamera hape saja.

Bersambung ke part 2

No comments: