Showing posts with label jalan jalan. Show all posts
Showing posts with label jalan jalan. Show all posts

[Japan Trip] Hana Hostel Kyoto


Jadi di sini lah kami menginap selama di Kyoto, Hana Hostel Kyoto. Gak susah kok nyarinya. apalagi dengan petunjuk yang ada webnya. Tidak terlalu jauh dari Stasiun Kyoto, dekat dengan pusat perbelanjaan, dan banyak restoran lezat di sekitarnya. Cihuy banget deh tinggal di sini.

Salah satu yang menarik dan sangat membantu dari Hostel ini, ramalan cuacanya. Ini photo dari Rara, teman gw yang tanpa direncanakan ke Kyoto hampir berbarengan dengan perjalanan kami. Dan tanpa direncanakan, dia juga menginap di hotel yang sama. Bwahahahaha, Tuhan memang senang bercanda.


~ suasana ruang resepsionis dan rak sepatu ~

~ area wc di lantai dua ~

~ suasana dapur dan ruang bersama ~

Untuk gambar kamar, sama persis seperti ada yang di web. Tiap orang dapat colokan dan lampu pribadi untuk yang di dorm, dan tirai supaya tidak menganggu dan terganggu yang lain. 

Dapurnya ada gratis teh dan gula. Bisa naruh barang juga di kulkas dan dihangatkan kembali di microwave. Kamar mandinya bersih dan ada air hangatnya. Kalau lupa bawa shampoo atau sabun, jangan khawatir, mereka juga menyediakan secara gratis. 

Karyawannya ramah dan sangat membantu. Di sini juga dijual bus pass, jadi tidak  perlu repot-repot mencari di mana harus membelinya. Puas banget deh tinggal di sini.

[Japan Trip] Menuju Kyoto

~ trimakasih Yokohama untuk pengalaman serunya ~

Setelah bermalam di Jonathan's, kami pun bersiap-siap meninggalkan Tokyo menuju Kyoto. Matahari mulai muncul malu-malu, para pekerja bangunan bersiap-siap pulang, Stasiun Yokohama juga mulai berdenyut kembali. Kami? Berdiri terdiam melihat mesin yang cukup rumit ini.


Karena kami belum menukar JRP, maka mau tidak mau harus menghadapi mesin ini. Jadi bagaimana, akhirnya kami bisa membeli tiket monorail dengan mesin ini?

  • Memilih tipe tiket. Yang patut diingat, tiket dipilih bukan berdasar destinasi akhir yang kamu inginkan. Tapi, berdasarkan harga dari destinasi yang kamu tuju. Lah piye taunya? Tenang, di atas mesin, ada rute perjalanan kereta beserta tarifnya. Jadi kamu tinggal berhitung, tentukan pilihan baru berhadapan lagi dengan mesin ini. 
  • Bayar tiket. Mesin ini mengenal tiga cara pembayaran, dengan logam, kertas dan kartu. Silakan membayar dengan yang kamu suka. 
  • Ambil tiket. Tiket dan kembalian (kalau ada) jangan lupa diambil. 
Setelah berhasil mendapatkan tiket, kami segera ke Shin Yokohama untuk menukar JRP dan naik shinkansen ^^.  Shinkasen ini keren banget, biar jalannya cepet banget, orang-orang yang di dalamnya tidak merasakan hal tersebut. Kita bahkan bisa berjalan, berlari tanpa terjatuh.

~ yeaaah, akhirnya bisa juga megang JRP, siap menjelajah Jepang dengan kereta ~

~ pemandangan luar dari dalam shinkansen ~

~ keadaan di dalam shinkansen ~

~ biarpun sudah bayar mahal, kalau kondisi shinkasen lagi penuh, 
mereka tetap berdiri tanpa mengeluh atau melirik2 ke arah kursi yang sedang diduduki ~

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua jam, kami akhirnya tiba di Kyoto. Disambut langit mendung, dan demo. :))

~ kyoto tower hotel, tapi kami ga nginep di sana :P ~

~ demonya ga bikin susah orang lain ~ 

[Japan Trip] Menggelandang di Negeri Sakura

~ menunggu kereta Metro Line yang membawa kami dari Bandara ke Hamamatsucho ~

~ vending machine pertama tempat gw membelanjakan Yen gw, 
mirip sama yang di halte TJ tapi bisa ngasih kembalian .. Canggih #ndeso ~ 

Perjalanan dari Bandara ke Hamamatsucho dilanjutkan ke Yokohama berlangsung lancar. Bangga pada diri sendiri karena tidak tersesat, membuat kami berpikir telah berhasil menaklukan Tokyo. Tapiiii, ternyata kesimpulan itu terlalu cepat, saudara-saudara. Ada satu hal yang lupa diperhitungkan! Bahwa ternyata Stasiun di Tokyo tidak bisa diinapi. Damn !

Kedinginan karena suhu hampir nol derajat. Berdua doang di negeri orang yang bahasanya tidak kami mengerti, tidak punya akses informasi yang bisa membantu menemukan tempat untuk bernaung. Membuat kami  hanya bisa memandangi Stasiun Yokohama dengan tatapan nanar.

~ suasana Yokohama di dini hari ~

~ ga tau bangunan apa ini, tapi ntah kenapa pengen bawa pulang dua2nya ~

Dengan langkah goyah, kami pun terpaksa keluar dari stasiun. Secara resmi kami menginjakkan kaki di tanah Jepang. Sebenarnya pengen cium tanah ala paus, tapi apa daya udara dingin menghapus niat itu. Liat ke sekeliling, Yokohama terlihat seperti Jakarta saat subuh, minus sampah, ditambah bangunan-bangunan super menarik.

Tapi tidak lama, setelah kesadaran kembali rasa panik mulai menyerang, harus segera mencari tempat bernaung. Hal pertama yang muncul di pikiran, cari tempat makan 24 jam. Dan ternyata bukan hal yang mudah. Sekalinya ketemu toko Family Mart yang masih buka, ternyata tidak menyediakan tempat duduk di dalam toko.Yang ternyata memang toko-toko setipe sevel di Jepang, tidak menyediakan tempat duduk di dalamnya. Jadi di mana biasanya anak-anak gaul Jepang ngumpul? #eh

~ rute menggelandang kami ~

Nelangsa, akhirnya kami balik lagi ke stasiun. Tapi baru berapa menit dah mati gaya. Hmm muncul ide jenius, bagaimana kalau nongkrong sebentar di taman kota. Jenius banget, karena udara dingin banget, kami malah mencari tempat terbuka. Tapi apa daya, setidaknya ada tempat untuk membunuh waktu, dengan langkah pasti, segera menetapkan Daimichi Park sebagai tempat persinggahan baru.

Menemukan taman daimichi bukan sesuatu yang mudah. Setelah berjalan cukup jauh, tanda-tanda keberadaan tamannya semakin absurd. Namun karena di papan penunjuknya tetap ada nama tamannya, kami yakin kami berada di jalan yang benar.

~ Di tempat inilah, kami beristirahat sambil menunggu waktu stasiun dibuka kembali ~

Tapi manusia boleh berencana, tetap Tuhan yang menentukan. Di tengah perjalanan, tiba-tiba ada sebuah tempat bersinar, Jonathans Coffee & Restaurant. Daimichi bye bye, Jonathan's kamiii datang.Trimakaaasih Tuhan .. kecup kecup dari jauh

[Japan Trip] DIMULAI !!!


Tahun ini gw cukup beruntung, bisa jalan-jalan ke tempat-tempat yang sebelumnya bahkan ga pernah bermimpi akan bisa tiba ke sana. Tapiiiiii sepulang dari perjalanan, pekerjaan paling malas adalah mengupload photo dan menulis perjalanan tersebut di blog ini. Bukan karena  pertanyaan "EMANG ADA YANG MERHATIIN dan BACA?" terlintas di kepala, tapi lebih karena mengulang memori indah, dan bikin gw pengen ke sana lagi, lagi dan lagi. Tapi sayangnya situasi dan kondisi tidak memungkinkan.



Perjalanan pertama , dimulai pada pertengahan Maret tahun ini. Perjalanan mengunjungi rumah Totoro, yup salah satu karakter dari animasi Studio Ghibli, Studio Animasi favorit gw.  Trip ke Jepang ini bukan trip tiba-tiba, disiapkan dengan seksama setahun sebelumnya. Tentu saja dengan menggunakan pesawat AIR ASIA, thanks karena maskapai ini semua orang bisa melakukan perjalanan ke luar negeri. Perjalanannya berlangsung selama 5 hari di sana *bentar ya booo, dan itu pun  dipecah menjadi dua kota utama - Kyoto dan Tokyo. Standar sih. 

Karena penentuan kota baru dilakukan setelah memesan tiket, dan beberapa alasan kami memilih mengunjungi Kyoto terlebih dahulu, tapi kemudian muncul problem utama :  bagaimana caranya sampai ke Kyoto tidak terlalu siang, sehingga kami bisa memaksimalkan waktu selama di sana. Sementara kami sendiri tiba tengah malam, dan kereta terakhir beroperasi pukul setengah satu pagi. Dan tempat penukaran JRP di airport baru buka jam 7.45 pagi. Oh no, berarti kira-kira baru makan siang kami tiba di Kyoto, kalau menunggu loket di airport buka. Jadi terpaksa kami berangkat ke shin yokohama yang sudah buka pagi-pagi buta, pukul 5.30.

Rencana di buku, sudah tersusun dengan rapi dan (tampaknya) sempurna :
  • 23.00  tiba di Haneda Airport, urus bagasi dan imigrasi
  • 00.01  menuju ke Stasiun Yokohama, nginep di sini untuk selanjutnya ke Shin Yokohama.
  • 04.46 menuju ke Stasiun Shin Yokohama untuk menukar voucher JR Pass
  • 06.00 dari Stasiun Shin Yokohama menuju ke Stasiun Kyoto dengan menggunakan Shinkansen Hikari. 
Tapiiiiiiiii, tidak semua hal bisa berjalan sesuai dengan apa yang ada di buku. Manusia boleh berencana, tapi Tuhan yang menentukan. Sampai di Haneda setengah jam lebih cepat dari jadwal, proses bagasi dan imigrasi berjalan lancar walaupun antriannya panjang banget. Keluar dari  imigrasi, kami langsung  disambut keramahan orang Jepang. Walau tengah malam, petugas loket kereta, melayani dengan senyuman lebar. Mengajari kami yang tidak tau cara menggunakan tiketnya dengan sabar, karena ntah kenapa tiketnya gak bisa-bisa diproses :)). Jadi inget waktu di Jakarta mengalami hal yang sama, malah diketawain petugasnya >< .

ceritanya kedinginan abis
berusaha menghangatkan badan dengan menghembuskan napas dari dalam tubuh

Setelah beberapa menit mengikuti kursus singkat, kami berhasil masuk ke peron. Memandang ke seliling, di mana-mana ada tulisan hiragana katakana dan kanji. Woogh, kami benar-benar di JEPAAAAAAAANG. Akhirnya petualangan ini pun resmi dimulai.

Persiapan Menuju Negeri Sakura - Situs Penyelamat

Kalau kamu mau jalan-jalan ke negeri Sakura, beruntung bangetlah. Cukup duduk manis di depan komputer ditemani akses internet, kamu bisa punya gambaran yang lumayan sebelum menginjakan kaki beneran di sana.

Beberapa web yang sangat membantu kami dalam merencanakan perjalanan kemarin :

Hyperdia 


~ contoh tampilan hyperdia ~

Situs ini mantep semantep-mantepnya, menolong banget buat nentuin mau menggunakan apa dari stasiun A ke stasiun B. Lengkap dengan harga, lama perjalanan dan line yang harus diambil. Dan situsnya tidak dalam bahasa Jepang ^^.

JRP MAP
~ peta-peta yang disediakan di situs ~ 

Karena kami menggunakan JR Pass, otomatis rute yang disediakan JR menjadi prioritas utama sebagai alat transportasi kami di sana. Dan ntah kenapa di dalam buku semacam Tokyo Guide yang disediakan pemerintah sana, bukannya rute JR yang ditaruh tapi rute kereta non JR, sedikit useless buat kami. Dan memang di dalam keretapun disebutkan tiap nama stasiun dalam 4 bahasa, tapi tetep aja, berasa aman kalau megang petanya dalam bentuk fisik *iya diprint tentunya.

Japan Meteorological Agency 

Semacam BMI- nya Jepang. Perkiraan cuacanya akurat banget. Biar matahari bersinar terang, kalau di JMA ditulis bakal hujan, siap-siap bawa payung. Seperti waktu hari terakhir kami di Kyoto.

Hostelworld 

Memang ada banyak pilihan lain dalam menentukan akomodasi. Bisa lewat agoda atau air bnB, tapi pilihan kami jatuh ke situs ini untuk membantu. Info lumayan lengkap, dari tipe hotel sampai yang backpaker murah meriah. Dan cukup bayar DP saja berapa persen, pembayaran lunasnya nanti pas sampai di hotelnya.

Japan Guide 

Nah ini bener-bener contekan lengkap objek2 wisata normal. Lumayan ada peta daerah sekitar, cara menuju objek wisata ke sana, serta jam buka dan harga tiketnya.

Tokyo Cheapo
Kalau kamu punya dana terbatas dan pengen tetap punya pengalaman menarik di Jepang. Situs ini ga boleh dilewatkan. ^^. Banyak tempat menarik yang ga ada di web macam Japan Guide.Tokyo timeout, juga bisa jadi alternatif lain.

Kyoto Guide
Banyak informasi menarik terutama soal festival-festival yang sedang berlangsung di Kyoto. Dan ada free magazinenya juga. Cihuy banget kan.


[JATENG-TRIP] Day 3 ~ Dieng Hari Pertama

Setelah melempar Mogri ke tumpukan batu di Candi Prambanan, kami pun melanjutkan perjalanan ke Dieng menuju Bougenvil Homestay, tempat kami menginap. Brrr begitu sampai hari sudah sore, udara semakin dingin. Untung ruangan tamu di lantai dua beralaskan karpet, jadi lumayan hangat. Ya, lantai satu dipergunakan Ibu Sunarti dan keluarganya. Sementara lantai dua disewakan untuk tamu yang menginap di sana. Kamar di lantai dua sendiri hanya ada 5, dua di antaranya ada kamar mandi dalam. Semua kamar mandi dilengkapi air panas. Tempat tidurnya sendiri satu doang perkamar, tapi kingsize gitu. Kasian temen2 gw karena harus empet-empetan tidur, sementara gw bisa guling2 sendirian di kamar, karena gw satu2nya cewek di rombongan. Yipppppiiiie. Tapi malamnya, seperti ingin membalas dendam, teman gw memutar tembang jawa yang sedikit membuat bulu kuduk berdiri.

Oh iya di dekat homestay ada indomaret tapiiiii karena dingin banget udaranya, males banget kalau harus keluar untuk urusan yang ga penting-penting banget.Namun kami tetap harus makan kan? Dan mencari makan malam di kota yang sebelum jam 9 pun sudah hampir setengah gelap gulita gini agak-agak susah gimana gitu. Akhirnya setelah perjuangan menembus udara dingin, nemu juga semacam warung makan. Dan kami pun sedikit kalap membaca menu-menunya. Setelah merenung beberapa menit, akhirnya kami siap memesan INDOMIE. Memang tiada taranya kenikmatan asupan msg yang menghangatkan tubuh di udara yang dingin ini. 

~ pemandangan dieng dari kamar atas guesthouse ~

Salah satu keuntungan tinggal di guesthouse dan bukan di hotel, kesempatan kamu bisa kenalan dengan wisatawan lain lebih terbuka. Seperti di guesthouse tempat kami menginap, ternyata ada 3 tamu asing yang menginap di sana juga, seorang pria bersama ibu dan kekasihnya. Mereka berasal dari Perancis dan sedang dalam perjalanan keliling Indonesia. (Ya olooo, gw aja yang orang Indonesia belum pernah keliling negeri sendiri). Sama seperti kami, mereka juga bermaksud melihat matahari terbit di Dieng. Setelah beberapa percakapan, akhirnya kami sepakat untuk menyewa mobil truk bersama mengantar ke kaki gunung besok subuh. Dengan riang gembira, karena bisa menghemat beberapa ratus ribu, kami segera mengabarkan Ibu Sunarti yang menyewakan trunya dan meminjamkan anaknya untuk menjadi supir dan pemandu kami. Tidak disangka mereka sedang menghangatkan badan di tungku, akhirnya gw dan teman gw pun ikut duduk melingkar mengelilingi tungku, lumayan bisa menghangatkan badan sebentar, menikmati udara dieng yang dingin ini.

------------------
BOUGENVIL HOMESTAY
Jl Raya Dieng RT.01 RW.01 Dieng Kulon, Batur, Banjarnegara
Phone: +62 81327072112  (Ibu Sunarti)

Persiapan Menuju Negeri Sakura ~ Membeli Japan Rail Pass

Transportasi di Jepang itu superduper mahal kalau dipikir-pikir, termasuk soal kereta apinya. Tapi kata temen yang kebetulan tinggal di sana, harga yang mahal itu terbayar dengan ketepatan waktu kedatangan dan keberangkatan keretanya kok.  Setelah menimbang-nimbang dan berhitung selama beberapa bulan, akhirnya, kami memutuskan untuk membeli JRP untuk menutupi kurang lebih 80 persen biaya transportasi kami di sana nanti.

Apa itu JRP? 
JRP atau Japan Rail Pass adalah kartu pass yang dikeluarkan oleh perusahaan kereta JR yang hanya diperuntukan untuk wisatawan dengan pemegang visa untuk short term visitor saja atau untuk orang Jepang yang sudah lama tidak tinggal di Jepang. Dengan menggunakan JRP kamu bisa keliling Jepang dengan naik kereta,bis dan ferry dari perusahaan JR, dan shinkansen kecuali Nozumi dan Mizuho Lines sampai muntah. Kamu juga bisa menggunakan JRP untuk kereta non JR dengan rute haneda-hamamatsucho (tokyo monorail) dan aoimori railway. 

JRP punya dua macam jenis tiket ordinary dan green (semacam vipnya)
Tipe
Ordinary
Green
Durasi
Dewasa
Anak-anak
Dewasa
Anak-anak
7 hari
28,300 YEN
14,150 YEN
37,800 YEN
18,900 YEN
14 hari
45,100 YEN
22,550 YEN
61,200 YEN
30,600 YEN
21 hari
57,700YEN
28,850 YEN
79,600 YEN
39,800 YEN

Karena perjalanan gw di sana ga sampai 7 hari, jadilah gw beli JRP yang ordinary 7 hari.

Jadi belinya di mana? 
Buat kita di Indonesia, ada beberapa pilihan. Kalau kamu di luar jakarta, kamu bisa melakukan pemesanan online saja lewat sini. Pengiriman akan menggunakan fedex tapi, dengan biaya pengiriman sebesar 19 dollar. Atauuuu lewat JALAN tour juga bisa kok, pengiriman akan dilakukan 3 hari kerja. Dan untuk kamu yang berada di Jakarta dan sekitarnya, yippie, kita sedikit beruntung, karena JALAN tour *travel agentnya JAL air menjual pass ini. Dengan harga resmi yang sama.

JALAN Tour tuh di mana ya? 
Jalan tour letaknya ada di wisma keiai lantai 3, Sudirman Jakarta. Jam bukanya dari Senin - Jumat pukul  08.30 - 17.00. Atau hari Sabtu pukul 09.00 - 13.00. Gampang kok ke sananya. Posisi gedungnya ada di sebelah kiri halte dukuh atas 1, kamu keluar halte yang ke arah thamrin. Langsung keliatan kok gedungnya.


Bagaimana cara belinya? 
  1. Pertama-tama tuker dulu uang rupiah kamu dengan yen. Seriusan!! Lakukan ini. Kenapa? Karena ratenya JALAN tour agak tinggi. Perbandingan, gw nuker di sarinah, yang benernya udah mayan tinggi, tp gw agak males nyari2 di sekitaran sabang karena waktu itu masih hujan. Ngecek dr bca, rate yang ditawarkan oleh money changer sarinah masih masuk akal. 1 JPY = Rp.117,- *padahal di google, Rp.116,- boo. Sampai di JALAN tour lebih shock lagi, krn rate beli di mereka 1 JPY itu Rp.120,- kan mayan banget selisihnya kalau belinya sampai 60.000 yen.
  2. Jangan lupa bawa passport kamu yang udah ada visa jepangnya. Buat nunjukin, kalau kamu emang berhak untuk beli JRP. Langsung deh ke counternya. Nanti petugasnya akan memberikan bukti pemesanan berupa voucher dan buku saku sekilas tentang JRP.
    voucher yang nanti ditukar dengan pass yang benernya
    buku saku yang ga muat di saku
  3. Yang harus kamu perhatikan, JRP ini masa berlaku vouchernya sama kaya visa kamu, 3 bulan dari waktu diisued. Tapi masa berlaku JRPnya sendiri, sesuai dengan durasi JRP yang kamu beli dari hari kamu nukernya. 
  4. JRP juga tidak bisa dialihkan loh, jadi cuma berlaku dengan nama yang tertera di voucher dan di passport pada saat nukerinnya. 
Oh iya, kalau kamu beli JRP di Jalan Tour ini, kembalian di bawah nominal 1000 akan diconvert ke rupiah. Yang ratenya agak bikin sakit hati, 1JPY = Rp.112,- Huhuhuhuhu.

Persiapan Menuju Negeri Sakura ~ Mengurus Visa Wisata ke Jepang

Sekitar bulan Februari tahun lalu, gw membuat keputusan cukup nekat. Tiba-tiba terlintas ide bagaimana kalau mengunjungi totoro di negeri asalnya satu tahun satu bulan beberapa hari kedepan. Mumpung ada yang mau nemenin jalan juga. Dan waktu berlalu dengan cepat ternyata, tiba-tiba jadwal kunjungan sudah mau dekat saja. Persiapan menuju ke sana pun dimatangkan kembali. Terutama soal surat ijin masuk ke sana, yang biasa kita kenal dengan sebutan visa.

Karena ini adalah perjalanan pertama gw yang memerlukan visa sebelum keberangkatan. Dari awal megang tiket sudah merasa supermalas tepatnya takut untuk mengurus pembuatan visa ini. Apalagi tabungan gw sama sekali ga banyak. Tapi waktu setahun harusnya cukuplah untuk mengisi pundi-pundi uang yang kosong itu.

Baca-baca dari sini, tambah bikin parno. Karena ada yang sudah punya ratusan juta di banknya juga ditolak. Tanpa diberitahu alasan kenapa ditolaknya, ya orang kedutaan emang ga ada keharusan untuk ngasih tau juga sih. Tapi ada juga yang cuma bermodalkan uang di bank 4 juta bisa aja jalan-jalan di sana.

Setelah memperhatikan dengan seksama kira-kira rumusan biar kemungkinan tidak ditolaknya mengecil, kita harus :
  1. Punya passport. Iyalah, wajib dan kudu hukumnya ini. Gimana kita mau jalan-jalan ke luar negeri kalau ga punya passport.
  2. Punya passphoto ukuran 4.5 x 4.5 cm background putih yang diambil sebelum 6 bulan dari waktu ngajuin. Waktu itu gw bikin di Jakarta Photo, Sabang. Prosesnya cuma setengah jam sudah sampai di tangan. Bilang aja mau photo visa Jepang. 1 paket isi 4 photo dan 1 cd, harganya Rp.40.000,- 
  3. Lalu download pdf dari Kedutaan Jepang. Kemudian diisi formulirnya dan passphoto yang sudah kamu punya ditempel di halaman 1nya. Jangan lupa ditandatangan di kolom bawahnya.
  4. Fotokopi KTP, karena di lembar pdfnya kita harus nyantumin juga nomer ktp kita. 
  5. Kalau kamu masih mahasiswa, fotokopi juga Kartu Mahasiswa kamu. Ada keuntungannya jadi mahasiswa, selain bisa pake tabungan orangtua kamu yang normalnya lebih besar dari tabungan kamu. Masih berstatus mahasiswa berarti dibebaskan biaya pembuatan visa yang lumayan itu. 
  6. Bukti pemesanan tiket pulang pergi. Buat nunjukin kalau kamu emang berencana pulang kemari. Kalau kamu takut nanti ditolak dan ga bisa dapet refund yang oke. Kamu bisa (katanya) booking dulu ke travel agent, tanpa perlu diisued. Biasanya dari travel agent akan ngasih batas waktu, kapan terakhir kamu bisa issued atau bookingan kamu hangus. Nah bukti bookingnya itu kamu minta ke TA, biaya tergantung kebijakan travel agent, untuk kemudian dilampirkan ke sana. Kalau beli tiket promo Air Asia, bisa langsung datang ke counter sales office-nya... bisa booking dulu tanpa issue tiket dengan harga promo. Tapi gw sih lebih milih megang tiket yang udah dipilih. Toh kalau refundpun bisa dapet airport tax yang lumayan banget (Haneda sekitar 600an, dan KL sekitar 75an. Tapi jangan dicheckin dulu sebelum dapet visa ya).
  7. Jadwal perjalanan. Nah disini ga usah detail-detail banget, kaya jadwal yang gw dah bikin selama setahun dan sampai sekarang lom kelar-kelar itu juga. Contoh jadwal yang gw ajuin, yang benerannya mah berlembar-lembar : 
  8. Kalau kamu ngajuinnya bareng sama anggota keluarga kamu, bikin juga fotokopi KK yang nunjukin hubungan kamu dengan mereka. Kalau kamu pergi sama teman atau orang yang ga punya hubungan keluarga, ya ga usah fotokopi KK.
  9. Kamu harus bisa nunjukin bukti keuangan kamu selama 3 bulan. Entah itu bentuknya fotokopi tabungan, print-nan dari ebanking (yoi ternyata ini bisa dijadiin bukti keuangan), atau potokopi rekening koran atau deposito. Pokoknya yang nunjukin kalau kamu punya uang yang cukup dimari. Sebenernya ga ada yang tau rumusan berapa banyak uang yang harus ngendap dimari. Tapi gosipnya, minimal itu siapin berapa hari kamu jalan-jalan di sana x Rp.1.000.000,- ditambah harga tiket normal untuk balik kemari, kira-kira sekitar 8 jutaan *nyontek dari garuda. Lebih banyak lebih oke. Tapi beneran kok ga ada yang tau, nilai minimalnya berapa.
  10. Minta surat referensi dari tempat kamu kerja. Well ini ga harus ada sih, cuma kalau ada bisa tambah meyakinkan. 
  11. Bukti pemesanan tempat penginapan. Gw booking dari hostel world sih, bayar dpnya saja, jadi kalau ditolak berarto kehilangan sekitar 200an buat booking hotelnya. Dan bukti ini hukumnya wajib dilampirin, walau ga ada di persyaratan di web kedutaan jepang. Kamu nginep di tempat temen kamu yang lagi di jepang? Untuk kasus ini kamu bisa minta temen kamu untuk ngasi potokopi alien cardnya atau juminhyo (surat keterangan domisili yang dibuat kantor pemerintahan sana). Jangan lupa minta surat rekomendasi dari temen kamu. Contoh suratnya bisa diliat di web malesbangetdotcom.
  12. Fotokopi credit card kamu. Ini ga ada juga di persyaratan, tapi konon kabarnya bisa membantu menaikan keyakinan mereka kepada kamu,kalau tabungan kamu tipis. 
Cuma ya beneran deh, ga ada yang tau juga rumusannya kaya gimana. Dengan keyakinan ala kadarnya dan berbekal daftar panjang yang sudah disusun berdasarkan urutan dari kedutaan maka berangkatlah gw, senin kemarin.

Senin, 15 Januari 2014
Hujan ga berhenti dari kemarin minggu. Stress berat, khawatir takut ga bisa ke sana. Pada jam 8 yang harusnya bertemu dengan teman di depan kantor kedutaan, ternyata masih hujan. Tapi ternyata dia juga baru akan sampai sana jam 9nan. Jam 8 lebih 15, hujan dah reda. Akhirnya bisa juga manggil ojek kesayangan untuk nganterin ke dukuh atas. Dan kemudian lanjut ke Kantor Kedutaan Jepang.

Tunggu, di mana kantornya? Buat kamu yang ktpnya masuk wilayah yuridiksi Jakarta, gampang banget, kantornya ada di depan EX-Plaza Indonesia. Kalau kamu naik Trans Jakarta, ambil jalur 1, turun di halte sarinah lalu keluar ke arah kiri, dari jembatan jalan ke arah kiri *arah bunderan HI. Kenapa turunnya di sarinah dan bukan di halte HI? Karena halte HI sejak awal tahun kemarin sedang di shutdown untuk pembangunan stasiun MRT.

JAM PENGAJUAN VISA : 08.30 - 12.00

Sampai sana, gw sudah ditunggu temen gw. Keamanannya sih biasa-biasa aja. Satpamnya meriksaiin kelengkapan dokumen beberapa orang. Yang anehnya gw dan temen gw dilewatin aja, dan langsung dibukakan pintu masuk ke dalam. Jangan lupa bawa ktp untuk ditukarkan dengan kartu tamu. Lalu masuk ke pintu yang ada tulisannya pintu masuk. Bukan, bukan yang muter2 itu, bentuknya kaya pintu darurat gitu. Ada tulisan gedenya kok. Lalu scanning badan dan tas. Abis itu masuk ke dalam ruangan pembuatan dokumen. Ada 5 loket, 3 diantaranya untuk pelayanan pembuatan visa. Jangan lupa ambil nomer untuk antri. Kemudian duduk manis sambil menunggu dipanggil.

Sambil menunggu dipanggil, kami mengecek daftar kelengkapan kami.
Dia : Eh fotonya ditempel apa ga sih?
Gw: Kan disuruh ditempel di formulirnya.
dia ke meja yang menyediakan lem, kemudian kembali lagi, dan proses dilanjutkan
Gw : Loh kok yang ini belum ditandatangan?
Dia : Eh iya, lupa
Gw : ...
dia kembali ke meja tadi yang juga menyediakan bolpen, dan proses dilanjutkan kembali
Gw : Loh kok lu potokopi bagian belakang CC lu juga sih?
Dia : Loh emang ga boleh ya?
Gw : ...
akhirnya setelah perdebatan kecil, dia ga jadi ngelampirin fotokopi credit cardnya.

Setelah percakapan demi percakapan, akhirnya giliran dipanggil pun tiba. Ga sampai 5 menit, setelah mengisi formulir kecil.
Petugas Kedutaan : Hari Jumat ya keputusan dikabulkan atau tidak.
Gw : He?
Petugas Kedutaan : Iya, besok kan libur.

Sedikit linglung, karena sebelah gw, ada orang asing yang semangat banget menjawab pertanyaan petugas kedutaan tentang kenapa dia bisa punya 3 passport. Sementara gw ga ditanya apa-apa.

Oh iya pengajuan visa itu paling cepat, 3 bulan dari tanggal kepulangan kamu. Karena visanya berlaku selama 3 bulan dari mulai diajukan. Tapi ya jangan mepet-mepet juga kali ya.

Jumat,  17 Januari 2014
Seperti hari senin kemarin, hujan juga ga berhenti turun dari hari kamis malam. Dan sampai jam 11 pun, belum menunjukan waktu2 terang.Akhirnya sekitar jam 2an, tiba juga di kantor kedutaan sambil membawa lembaran kuning buat mengambil visanya.

 ~ buat jemput passport kita, jangan sampai ketinggalan ~

WAKTU PENJEMPUTAN PASSPORT : 13.30 - 15.00

Berhubung teman perjalanan gw udah kembali ke Jogja, jadinya gw jemput passport dia juga. Dan deg2annya ntah kenapa berlipat jadi dua juga. Antrian penjemputan passport lebih panjang. Usahakan bawa sesuatu biar ga bosen. Tapi jangan sampai terlena, dan melewatkan panggilan antrian. Berarti kamu harus ngulang lagi antrian kamu, seperti orang yang kebetulan duduk di sebelah gw, karena keasikan maen candy crush di ipadnya, terpaksa mengulang lagi deh.


Akhir ceritanya indah kok, passport gw dan dia ditempel visa kunjungan ke Jepang. Yipppieeee ... seneng banget, tapi harus tetep pasang tampang tenang biar ga keliatan norak2 banget. Baru pas di toilet, jejogetan ga jelas. Akhirnya totoro, kita akan ketemu juga ya.

----
Ada baiknya sih ya kita urus sendiri visanya, tapi kalau kamu bener-bener ga punya waktu mungkin memang harus minta bala bantuan travel agent.

Keuntungan-keuntungan kalau kamu ngajuin sendiri :
  1. Travel Agent biasanya nerapin standar tabungan yang lebih tinggi daripada yang diminta oleh kedutaannya sendiri. Biasanya minta antara 35 - 40 juta. Sementara banyak dari mereka yang ngurus sendiri dengan tabungan 15 juta juga bisa-bisa aja.
  2. Biaya pembuatan yang dikeluarkan Travel Agent lumayan tinggi, rata-rata sekitar 420 ribuan. Sementara kalau kamu bikin sendiri, cukup ngeluarin 350 ribu perorang.
  3. Dan uang 420 itu hangus, walau kamu ditolak sekalipun. Sementara kalau kamu ngajuin sendiri dan ditolak (jangan sampai deh), kamu ga harus bayar apa2.
  4. Rentang waktu, tau kamu ditolak apa ga permohonan visanya, lebih lama kalau di travel agent. Biasanya sekitar 7 hari, sementara kalau ngurus sendiri normalnya 4 hari kerja. Waktu deg-degannya lebih berkurang gitu. 

Tari Barong

Siapa yang tidak mengenal barong di Indonesia ini? Barong adalah karakter dalam mitologi Bali. Ia adalah raja dari roh-roh dan menjadi lambang kebaikan. Barong mempunyai musuh, bernama Rangda. Sebagai ratu para leak, Rangda melambangkan kebatilan. Pertempuran keduanya sering ditampilkan dalam bentuk sendratari.

Tahun ini, gw cukup beruntung. Bisa memberikan hadiah pada mata ini, untuk menyaksikan sendratari Barong Ket. Karena perjalanan ini mendadak, dan gw pergi tanpa persiapan. Jadi gw membeli tiket di tempat. Harganya cukup mahal 100.000 IDR. Belakangan baru tau, tiket bisa dibeli online dengan harga 70.000 IDR di sini. Duh rugi banget kan gw >< .

Anyway, gw akan menulis ulang apa yang tertulis di lembar yang dibagikan waktu mau duduk manis menonton pertunjukan sendratarinya. Jadi begini ceritanya ...

Pembukaan

 ~ barong dan kera sedang bermain-main di dalam hutan ~

 ~ pertempuran barong dan kera dengan tiga orang bertopeng ~

Barong dan kera sedang berada di dalam hutan yang lebat. Kemudian muncullah tiga orang bertopeng membuat tuak di tengah-tengah hutan. Anak salah satu dari mereka telah dimakan oleh harimau. Ketika melihat Barong, ketiga orang tersebut sangat marah dan menyerang harimau (Barong) tersebut. Di dalam perkelahian ini hidung di antara salah seorang dari mereka digigit sang kera.

Babak Pertama


Dua orang penari yang merupakan pengikut-pengikut rangda muncul. Mereka mencari pengikut dewi Kunti yang sedang dalam perjalanan untuk menemui patihnya

Babak kedua 

 ~ pengikut-pengikut Dewi Kunti ~

   
 ~ di belakang pengikut dewi kunti, ada pengikut Rangda yang berubah rupa menjadi setan ~

~ para pengikut Dewi Kunti berusaha mengusir pengikut Rangda ~

Pengikut-pengikut Dewi Kunti pun tiba. Salah seorang dari pengikut Rangda berubah rupa menjadi setan semacam Rangda.  Dan memasukkan roh jahat kepada pengikut Dewi Kunti yang menyebabkan mereka bisa menjadi marah. Kedua pengikut Dewi Kunti kemudian menemui Patih dan bersama-sama menghadap Dewi Kunti.

Babak Ketiga

 ~ patih dan para pengikut dewi kunti ~

~ Sadewa diikat di depan Istana Sang Rangda ~

Dewi Kunti telah berjanji kepada Rangda untuk menyerahkan Sadewa, anaknya, sebagai korban. Sebenarnya Dewi Kunti tidak sampai hati melakukan hal tersebut. Namun setan memasui roh jahat kepadanya. Menyebabkan Dewi Kunti marah dan memintah Patih untuk membuang Sadewa ke dalam hutan. Patih tersebut juga tidak luput dari kemasukan roh jahat. Sang Patih tanpa rasa kemanusiaan menggiring Sadewa ke hutan dan mengikatnya di depan Istana Rangda.

Babak Keempat

 
~ Dewa Siwa turun dan memberikan keabadian hidup kepada Sadewa ~

~ Rangda menemui Sadewa ~

 ~ Rangda siap membunuh Sadewa ~
~ Rangda meminta Kalika untuk membantu membunuh Sadewa ~
~ Rangda dan Kalika mau membunuh Sadewa ~
~ Rangda berusaha membunuh Sadewa, tapi gagal saudara-saudara ~
~ Sadewa mengantarkan Sang Rangda ke surga ~

Turunlah Dewa Siwa dan memberikan keabadian hidup kepada Sadewa. Kejadian ini tidak diketahui oleh Rangda. Kemudian datanglah Rangda untuk mengoyak-ngoyak dan membunuh Sadewa. Namun Sadewa tidak dapat dibunuh. Rangda menyerah kepada Sadewa dan memohon untuk diselamatkan agar dengan demikian ia bisa masuk surga. Permintaannya dikabulkan Sadewa, dan Sang Rangda pun mendapat surga. 

Babak Kelima

~ Kalika yang menjelma menjadi babi hutan, dikalahkan Sadewa ~ 
~ Sadewa berperang melawan Kalika versi burung ~
~ Sadewa dan Kalika berperang dalam bentuk Barong dan Rangda ~ 

~ para pengikut Barong dikalahkan oleh Rangda ~

Kalika juga menghadap Sadewa untuk diselamatkan, tetapi keinginannya ditolak. Penolakan tersebut meninggalkan perkelahian dan Kalika berubah menjadi babi hutan. Dalam pertempuran ini, Sadewa memperoleh kemenangan. Kalika kemudian berubah lagi menjadi burung, tetapi juga berhasil dikalahkan Sadewa. Terakhir Kalika berubah menjadi Rangda. Karena saktinya Rangda ini, Sadewa tidak berhasil membunuhnya. Untuk menyamai kekuatan Rangda, Sadewa berubah menjadi Barong. Pertarungan keduanya menjadi abadi, tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah. Sebagai penutup,  muncul pengikut-pengikut Barong masing-masing dengan kerisnya saat mereka mau menolong Barong dalam pertarungan melawan Rangda. 

Sehabis menonton sendratari ini, muncul pertanyaan di dalam kepala gw. Kenapa para pengikut Barong tersebut mati, bukankah selama ini kita diajarkan bahwa kebaikan mengalahkan kejahatan. Tapi kenapa sepertinya Rangda yang mengambarkan kebatilan seperti mendapatkan kemenangan? 

Buat kamu yang berminat menonton silakan luangkan waktu ke Batubulan. Pertunjukannya ada setiap hari, pukul 09.30 WITA. Datang setengah jam lebih awal, agar bisa berfoto dengan para penari Balinya. Gratis, kecuali kamu minta dicetakin photonya oleh mereka.