Persiapan Menuju Negeri Sakura ~ Mengurus Visa Wisata ke Jepang

Sekitar bulan Februari tahun lalu, gw membuat keputusan cukup nekat. Tiba-tiba terlintas ide bagaimana kalau mengunjungi totoro di negeri asalnya satu tahun satu bulan beberapa hari kedepan. Mumpung ada yang mau nemenin jalan juga. Dan waktu berlalu dengan cepat ternyata, tiba-tiba jadwal kunjungan sudah mau dekat saja. Persiapan menuju ke sana pun dimatangkan kembali. Terutama soal surat ijin masuk ke sana, yang biasa kita kenal dengan sebutan visa.

Karena ini adalah perjalanan pertama gw yang memerlukan visa sebelum keberangkatan. Dari awal megang tiket sudah merasa supermalas tepatnya takut untuk mengurus pembuatan visa ini. Apalagi tabungan gw sama sekali ga banyak. Tapi waktu setahun harusnya cukuplah untuk mengisi pundi-pundi uang yang kosong itu.

Baca-baca dari sini, tambah bikin parno. Karena ada yang sudah punya ratusan juta di banknya juga ditolak. Tanpa diberitahu alasan kenapa ditolaknya, ya orang kedutaan emang ga ada keharusan untuk ngasih tau juga sih. Tapi ada juga yang cuma bermodalkan uang di bank 4 juta bisa aja jalan-jalan di sana.

Setelah memperhatikan dengan seksama kira-kira rumusan biar kemungkinan tidak ditolaknya mengecil, kita harus :
  1. Punya passport. Iyalah, wajib dan kudu hukumnya ini. Gimana kita mau jalan-jalan ke luar negeri kalau ga punya passport.
  2. Punya passphoto ukuran 4.5 x 4.5 cm background putih yang diambil sebelum 6 bulan dari waktu ngajuin. Waktu itu gw bikin di Jakarta Photo, Sabang. Prosesnya cuma setengah jam sudah sampai di tangan. Bilang aja mau photo visa Jepang. 1 paket isi 4 photo dan 1 cd, harganya Rp.40.000,- 
  3. Lalu download pdf dari Kedutaan Jepang. Kemudian diisi formulirnya dan passphoto yang sudah kamu punya ditempel di halaman 1nya. Jangan lupa ditandatangan di kolom bawahnya.
  4. Fotokopi KTP, karena di lembar pdfnya kita harus nyantumin juga nomer ktp kita. 
  5. Kalau kamu masih mahasiswa, fotokopi juga Kartu Mahasiswa kamu. Ada keuntungannya jadi mahasiswa, selain bisa pake tabungan orangtua kamu yang normalnya lebih besar dari tabungan kamu. Masih berstatus mahasiswa berarti dibebaskan biaya pembuatan visa yang lumayan itu. 
  6. Bukti pemesanan tiket pulang pergi. Buat nunjukin kalau kamu emang berencana pulang kemari. Kalau kamu takut nanti ditolak dan ga bisa dapet refund yang oke. Kamu bisa (katanya) booking dulu ke travel agent, tanpa perlu diisued. Biasanya dari travel agent akan ngasih batas waktu, kapan terakhir kamu bisa issued atau bookingan kamu hangus. Nah bukti bookingnya itu kamu minta ke TA, biaya tergantung kebijakan travel agent, untuk kemudian dilampirkan ke sana. Kalau beli tiket promo Air Asia, bisa langsung datang ke counter sales office-nya... bisa booking dulu tanpa issue tiket dengan harga promo. Tapi gw sih lebih milih megang tiket yang udah dipilih. Toh kalau refundpun bisa dapet airport tax yang lumayan banget (Haneda sekitar 600an, dan KL sekitar 75an. Tapi jangan dicheckin dulu sebelum dapet visa ya).
  7. Jadwal perjalanan. Nah disini ga usah detail-detail banget, kaya jadwal yang gw dah bikin selama setahun dan sampai sekarang lom kelar-kelar itu juga. Contoh jadwal yang gw ajuin, yang benerannya mah berlembar-lembar : 
  8. Kalau kamu ngajuinnya bareng sama anggota keluarga kamu, bikin juga fotokopi KK yang nunjukin hubungan kamu dengan mereka. Kalau kamu pergi sama teman atau orang yang ga punya hubungan keluarga, ya ga usah fotokopi KK.
  9. Kamu harus bisa nunjukin bukti keuangan kamu selama 3 bulan. Entah itu bentuknya fotokopi tabungan, print-nan dari ebanking (yoi ternyata ini bisa dijadiin bukti keuangan), atau potokopi rekening koran atau deposito. Pokoknya yang nunjukin kalau kamu punya uang yang cukup dimari. Sebenernya ga ada yang tau rumusan berapa banyak uang yang harus ngendap dimari. Tapi gosipnya, minimal itu siapin berapa hari kamu jalan-jalan di sana x Rp.1.000.000,- ditambah harga tiket normal untuk balik kemari, kira-kira sekitar 8 jutaan *nyontek dari garuda. Lebih banyak lebih oke. Tapi beneran kok ga ada yang tau, nilai minimalnya berapa.
  10. Minta surat referensi dari tempat kamu kerja. Well ini ga harus ada sih, cuma kalau ada bisa tambah meyakinkan. 
  11. Bukti pemesanan tempat penginapan. Gw booking dari hostel world sih, bayar dpnya saja, jadi kalau ditolak berarto kehilangan sekitar 200an buat booking hotelnya. Dan bukti ini hukumnya wajib dilampirin, walau ga ada di persyaratan di web kedutaan jepang. Kamu nginep di tempat temen kamu yang lagi di jepang? Untuk kasus ini kamu bisa minta temen kamu untuk ngasi potokopi alien cardnya atau juminhyo (surat keterangan domisili yang dibuat kantor pemerintahan sana). Jangan lupa minta surat rekomendasi dari temen kamu. Contoh suratnya bisa diliat di web malesbangetdotcom.
  12. Fotokopi credit card kamu. Ini ga ada juga di persyaratan, tapi konon kabarnya bisa membantu menaikan keyakinan mereka kepada kamu,kalau tabungan kamu tipis. 
Cuma ya beneran deh, ga ada yang tau juga rumusannya kaya gimana. Dengan keyakinan ala kadarnya dan berbekal daftar panjang yang sudah disusun berdasarkan urutan dari kedutaan maka berangkatlah gw, senin kemarin.

Senin, 15 Januari 2014
Hujan ga berhenti dari kemarin minggu. Stress berat, khawatir takut ga bisa ke sana. Pada jam 8 yang harusnya bertemu dengan teman di depan kantor kedutaan, ternyata masih hujan. Tapi ternyata dia juga baru akan sampai sana jam 9nan. Jam 8 lebih 15, hujan dah reda. Akhirnya bisa juga manggil ojek kesayangan untuk nganterin ke dukuh atas. Dan kemudian lanjut ke Kantor Kedutaan Jepang.

Tunggu, di mana kantornya? Buat kamu yang ktpnya masuk wilayah yuridiksi Jakarta, gampang banget, kantornya ada di depan EX-Plaza Indonesia. Kalau kamu naik Trans Jakarta, ambil jalur 1, turun di halte sarinah lalu keluar ke arah kiri, dari jembatan jalan ke arah kiri *arah bunderan HI. Kenapa turunnya di sarinah dan bukan di halte HI? Karena halte HI sejak awal tahun kemarin sedang di shutdown untuk pembangunan stasiun MRT.

JAM PENGAJUAN VISA : 08.30 - 12.00

Sampai sana, gw sudah ditunggu temen gw. Keamanannya sih biasa-biasa aja. Satpamnya meriksaiin kelengkapan dokumen beberapa orang. Yang anehnya gw dan temen gw dilewatin aja, dan langsung dibukakan pintu masuk ke dalam. Jangan lupa bawa ktp untuk ditukarkan dengan kartu tamu. Lalu masuk ke pintu yang ada tulisannya pintu masuk. Bukan, bukan yang muter2 itu, bentuknya kaya pintu darurat gitu. Ada tulisan gedenya kok. Lalu scanning badan dan tas. Abis itu masuk ke dalam ruangan pembuatan dokumen. Ada 5 loket, 3 diantaranya untuk pelayanan pembuatan visa. Jangan lupa ambil nomer untuk antri. Kemudian duduk manis sambil menunggu dipanggil.

Sambil menunggu dipanggil, kami mengecek daftar kelengkapan kami.
Dia : Eh fotonya ditempel apa ga sih?
Gw: Kan disuruh ditempel di formulirnya.
dia ke meja yang menyediakan lem, kemudian kembali lagi, dan proses dilanjutkan
Gw : Loh kok yang ini belum ditandatangan?
Dia : Eh iya, lupa
Gw : ...
dia kembali ke meja tadi yang juga menyediakan bolpen, dan proses dilanjutkan kembali
Gw : Loh kok lu potokopi bagian belakang CC lu juga sih?
Dia : Loh emang ga boleh ya?
Gw : ...
akhirnya setelah perdebatan kecil, dia ga jadi ngelampirin fotokopi credit cardnya.

Setelah percakapan demi percakapan, akhirnya giliran dipanggil pun tiba. Ga sampai 5 menit, setelah mengisi formulir kecil.
Petugas Kedutaan : Hari Jumat ya keputusan dikabulkan atau tidak.
Gw : He?
Petugas Kedutaan : Iya, besok kan libur.

Sedikit linglung, karena sebelah gw, ada orang asing yang semangat banget menjawab pertanyaan petugas kedutaan tentang kenapa dia bisa punya 3 passport. Sementara gw ga ditanya apa-apa.

Oh iya pengajuan visa itu paling cepat, 3 bulan dari tanggal kepulangan kamu. Karena visanya berlaku selama 3 bulan dari mulai diajukan. Tapi ya jangan mepet-mepet juga kali ya.

Jumat,  17 Januari 2014
Seperti hari senin kemarin, hujan juga ga berhenti turun dari hari kamis malam. Dan sampai jam 11 pun, belum menunjukan waktu2 terang.Akhirnya sekitar jam 2an, tiba juga di kantor kedutaan sambil membawa lembaran kuning buat mengambil visanya.

 ~ buat jemput passport kita, jangan sampai ketinggalan ~

WAKTU PENJEMPUTAN PASSPORT : 13.30 - 15.00

Berhubung teman perjalanan gw udah kembali ke Jogja, jadinya gw jemput passport dia juga. Dan deg2annya ntah kenapa berlipat jadi dua juga. Antrian penjemputan passport lebih panjang. Usahakan bawa sesuatu biar ga bosen. Tapi jangan sampai terlena, dan melewatkan panggilan antrian. Berarti kamu harus ngulang lagi antrian kamu, seperti orang yang kebetulan duduk di sebelah gw, karena keasikan maen candy crush di ipadnya, terpaksa mengulang lagi deh.


Akhir ceritanya indah kok, passport gw dan dia ditempel visa kunjungan ke Jepang. Yipppieeee ... seneng banget, tapi harus tetep pasang tampang tenang biar ga keliatan norak2 banget. Baru pas di toilet, jejogetan ga jelas. Akhirnya totoro, kita akan ketemu juga ya.

----
Ada baiknya sih ya kita urus sendiri visanya, tapi kalau kamu bener-bener ga punya waktu mungkin memang harus minta bala bantuan travel agent.

Keuntungan-keuntungan kalau kamu ngajuin sendiri :
  1. Travel Agent biasanya nerapin standar tabungan yang lebih tinggi daripada yang diminta oleh kedutaannya sendiri. Biasanya minta antara 35 - 40 juta. Sementara banyak dari mereka yang ngurus sendiri dengan tabungan 15 juta juga bisa-bisa aja.
  2. Biaya pembuatan yang dikeluarkan Travel Agent lumayan tinggi, rata-rata sekitar 420 ribuan. Sementara kalau kamu bikin sendiri, cukup ngeluarin 350 ribu perorang.
  3. Dan uang 420 itu hangus, walau kamu ditolak sekalipun. Sementara kalau kamu ngajuin sendiri dan ditolak (jangan sampai deh), kamu ga harus bayar apa2.
  4. Rentang waktu, tau kamu ditolak apa ga permohonan visanya, lebih lama kalau di travel agent. Biasanya sekitar 7 hari, sementara kalau ngurus sendiri normalnya 4 hari kerja. Waktu deg-degannya lebih berkurang gitu. 

2 comments:

Unknown said...

Kalo urus Visanya langsung dateng, kalo ngambilnya boleh diwakili teman gak? tapi posisinya dia tidak mengajukan Visa.

Saya domisili diluar Jkt soalnya, kalo mau bolak balik Jkt lumayan berat diongkos.

Mohon infonya :)

Anonymous said...

boleh diwakilkan kok mba tarida..