Di saat usianya yang sudah tidak muda lagi, dia menemukan cinta senjatinya yang memboyongnya ke negeri kincir angin. Membuatku berpikir, suatu saat nanti mungkin pangeranku memang akan datang. Gw hanya belum bertemu dengan dirinya.
Setelah menikah, kabarnya nyaris tak terdengar. Sampai sekitar seminggu yang lalu, kabar duka hadir di ruang keluarga kami. Namun jenasahnya baru bisa tiba kemarin sore. Hari ini gw baru sempat menjenguknya.
Tiba di rumah duka, lumayan kaget karena banyak sekali karangan bunganya. Gak menyangka bahwa ia seterkenal itu. Suasana di rumah duka pun terasa berbeda dengan yang biasa gw datengin, orang-orang berkumpul, bercakap-cakap, bersenda gurau. Seakan bukan sedang menghadiri pemakaman. Sangat kontras dengan ruangan sebelah.
Terimakasih untuk semua pelajarannya, Tante. Terimakasih untuk saat terakhir pun, dirimu masih meninggalkan kebahagian di antara kami. Yang senang ya di atas sana. ^_^