Guanya sendiri terletak di bagian bawah gereja santo fransiskus cibadak yang terletak di belakang sekolah mardi yuana. Hihihihihi binguuung yah. Oh iya karena jalan masuk sekolahnya kecil hanya bisa dimasuki mobil , bis-bis tidak bisa parkir di dalam sekolah, melainkan parkir di lapangan besar yang terletak di seberang sekolah. Huff untung jarak perjalanan antara lapangan dengan jalan masuknya tidak jauh. Turun dari bis, kami langsung melangkahkan kaki menuju ... bukan, bukan menuju gua marianya :D.. tapi menuju toilet/wc umum. Menunaikan hasrat ingin pipis. Trimakasih Tuhan, wcnya jongkok. Hihihihihi gw tidak berlebihan kok wc jongkok itu anugrah untuk semua traveller... tapi kok tidak ada airnya yah... +_+, 2 wc di sebelah kanan ternyata rusak aliran airnya... yang lain tidak jauh berbeda, air yang mengalir sangat kecil. Padahal kan Sukabumi terkenal dengan sumber airnya yah.
Setelah puas melakukan pekerjaan wajib dari tubuh ini, kami berkumpul di lapangan besar dekat dengan tempat jalan salib, dekat patung Santo Fransiskus. Panitia membagi kami dalam 3 kelompok. 1 kelompok terdiri antara 13- 20 orang. Walaupun sudah dibagi ke dalam kelompok, rasanya sempit sekali tempatnya.. Hmm mungkin karena tempatnya kecil dan jalurnya pendek, jadi terasa sesak.
Uuuuuugh dan efeknyaaaa ternyata cukup menganggu. Bayangkan saja kalau yang sedang kebagian memimpin renungan perhentian, suaranya kecil dan tidak terdengar, sementara di samping kanan dan kiri kelompok terdengar suara2 lantang.Kalau kita tidak konsentrasi otomatis telinga ini mengikuti suara yang lebih besar.
Makanya konsentrasi! Bukannya sibuk ngeliatin kelompok orang,dri! :P
Hihihihihihi. Namun jalur pendek ini ternyata membawa keunikan tersendiri, agar tidak memakan tempat maka tiap spot dibuat untuk 2 pemberhentian. Di tiap pemberhentian dioramanya menggunakan stained glass. Psssst, daerah cibadak ini kan memang terkenal sebagai pengrajin stainned glassnya. Selain hasilnya bagus, pembangunan gereja ini juga memberi rejeki sendiri bagi masyarakat di sekitarnya.
Selesai melakukan napak tilas perjuangan Yesus Kristus, akhirnya kami tiba di Gua Maria Kahuripan. Guanya juga tidak terlalu besar, sedang2 saja. Ada yang menarik perhatian g, yaitu sumber air yang terletak di samping gua; yang katanya berasal dari gunung halimun dan dipercaya sebagai salah satu sumber air terbaik di pulau jawa. Dan konon katanya bisa langsung diminum tanpa dimasak dulu.
Hihihihihihi. Namun jalur pendek ini ternyata membawa keunikan tersendiri, agar tidak memakan tempat maka tiap spot dibuat untuk 2 pemberhentian. Di tiap pemberhentian dioramanya menggunakan stained glass. Psssst, daerah cibadak ini kan memang terkenal sebagai pengrajin stainned glassnya. Selain hasilnya bagus, pembangunan gereja ini juga memberi rejeki sendiri bagi masyarakat di sekitarnya.
Selesai melakukan napak tilas perjuangan Yesus Kristus, akhirnya kami tiba di Gua Maria Kahuripan. Guanya juga tidak terlalu besar, sedang2 saja. Ada yang menarik perhatian g, yaitu sumber air yang terletak di samping gua; yang katanya berasal dari gunung halimun dan dipercaya sebagai salah satu sumber air terbaik di pulau jawa. Dan konon katanya bisa langsung diminum tanpa dimasak dulu.
Dan seperti sumber2 air lainnya yang berada di samping gua. Air yang berasal dari sana bisa mengabulkan doa2 kita. Makanya banyak dari para penziarah membawa pulang air tersebut. Tenang, air di sini tidak dipungut bayaran, cukup membawa botol penampungan saja. Lupa membawa botol? Pihak gereja sudah menyediakan tempat2 untuk membawa pulang air tersebut. Cukup membayar 6000 saja, anda sudah bisa membawa tempat air berbentuk Bunda Maria. Di sini tidak ada penjaganya, paroki Santo Fransiskus hanya menaruh 1 kotak di sumber air tersebut, dekat tempat botol air tersebut. Tinggal hati dan pikiran saja yang berbicara, mau memasukan uang pengganti tempat air tersebut atau tidak.
Di sebelah kanan gua, ada ruang kecil untuk berdoa. ruang itu langsung menghadap ke patung bunda maria. Di bawah gua ada kamar mandi, lengkap dengan gayungnya. tapi dilarang memakai sabun dan shampoo. Kalau dirasa kurang hanya membersihkan kepala dan kaki, silakan membasuh diri di dalam sana.
Selesai berdoa rosario di depan gua,mengambil air dan membasuh diri, kami menikmati snack yang dihidangkan oleh pengurus gereja. Menyenangkan menikmati teh/kopi hangat bersama getuk dan singkong rebus. Disertai pemandangan alam yang menyegarkan mata dan tubuh ini. Sehabis itu, kami langsung mengikuti misa minggu bersama 3 rombongan penziarah lainnya.
Misa ini memang misa yang khusus diadakan untuk para penziarah, diadakan setiap hari minggu pukul 11. Petugas misa juga berasal dari para penziarah. Sebelum misa, dibagikan kertas yang bisa diisi dengan permohonan kita. Kertas-kertas itu akan ditaruh di depan altar untuk dibakar. Kabarnya permohonan penziarah yang datang ke gua maria sumber kahuripan ini banyak yang dikabulkan. Dan hal ini membuat gua maria ini menjadi terkenal. Oh iya, fyi aja, gereja ini setiap kamis pukul 5.30 sore melakukan misa di depan gua maria, khusus untuk ujud khusus.
Setelah misa, waktunya makan siang. Lezat bukan main masakannya, padahal cuma makan sayur asem krupuk sambal dan empal. Makan siang sampai puas bersama snack cukup dengan uang 20 ribu saja. Makan siang menjadi bertambah nikmat, karena dilakukan secara bersama-sama. Tidak cuma dengan peserta ziarek dari gereja ignatius saja. Tapi juga bersama dengan kelompok penziarah yang lain. Walaupun tidak mengenal satu sama lain, tapi keramahan yang saling ditawarkan membuat makanan yg lezat ini bertambah nikmat.
Baidewaaaaay, nama gua maria ini mempunyai makna mendalam bagi paroki ini. Sumber kahuripan berasal dari bahasa sunda yang artinya sumber kehidupan. Sebelum ada gua ini, paroki Santo Fransiskus yang hanya dihuni 400 jiwa 97 kk ini bisa dikatakan sebagai paroki yang selalu difisit. Namun setelah gua maria ini didirikan dan banyak penziarah yang datang, paroki ini mulai bisa bernapas lega. Tuh kan berkat gua maria ini, paroki Santo Fransiskus jadi bisa hidup dan bergeliat. :D
Setelah misa, waktunya makan siang. Lezat bukan main masakannya, padahal cuma makan sayur asem krupuk sambal dan empal. Makan siang sampai puas bersama snack cukup dengan uang 20 ribu saja. Makan siang menjadi bertambah nikmat, karena dilakukan secara bersama-sama. Tidak cuma dengan peserta ziarek dari gereja ignatius saja. Tapi juga bersama dengan kelompok penziarah yang lain. Walaupun tidak mengenal satu sama lain, tapi keramahan yang saling ditawarkan membuat makanan yg lezat ini bertambah nikmat.
Baidewaaaaay, nama gua maria ini mempunyai makna mendalam bagi paroki ini. Sumber kahuripan berasal dari bahasa sunda yang artinya sumber kehidupan. Sebelum ada gua ini, paroki Santo Fransiskus yang hanya dihuni 400 jiwa 97 kk ini bisa dikatakan sebagai paroki yang selalu difisit. Namun setelah gua maria ini didirikan dan banyak penziarah yang datang, paroki ini mulai bisa bernapas lega. Tuh kan berkat gua maria ini, paroki Santo Fransiskus jadi bisa hidup dan bergeliat. :D
Pssst, untuk menarik hati para penziarah, di gua maria ini, napak tilas perjalanan nya akan dibuat menanjak dan berliku. Wah tidak perlu jauh2 ke sendangsono nih. Selain itu berita penting lainnya sakramen maha kudus akan dibuka selama 24 jam untuk para penziarah. Wah benar2 dimanjakan. Semoga rencana2 ini cepat terwujud yah ^_^/
-------------------------------
Gua Maria Sumber Kahuripan
Gereja Paroki Santo Fransiskus Asisi Cibadak
Jl. Perintis Kemerdekaan no.29 Cibadak Sukabumi
+0266-531364
Gua Maria Sumber Kahuripan
Gereja Paroki Santo Fransiskus Asisi Cibadak
Jl. Perintis Kemerdekaan no.29 Cibadak Sukabumi
+0266-531364
1 comment:
kan aku juga sekolah di mardi yuana cibadak ! aku sering juga lho main dan doa di gua maria st. fransiskus asisi cibadak
Post a Comment